Sketsa Ini nama beneran Lho. Nama saya Sketsa, ini bukan samaran atau nama palsu. Ini asli 100%, nama yang di berikan orang tua saya yang terkasih untuk saya.
Saya sudah kebal dengan reaksi orang-orang ketika berkenalan dengan saya,"Beneran namanya Sketsa?" tanya seorang Akhwat dengan ekspresi heran dan tanpa bermaksud menyinggung saya. Saya cuma mengangguk kalem. Bahkan ada orang yang pernah saya temui di perjalanan menanyakan kebenaran nama saya sampai kurang lebih empat kali sampai saya bosan,"Beneran namanya Sketsa?". Saya tersenyum kecut, ngapain saya bohong2an nama segala, toh tidak ada untung dan gunanya bagi saya. "kok namanya aneh?", kalo nama saya di bilang Unik, saya bisa terima, emang nama saya unik. tapi kalo di bilang nama saya aneh, gimana ya...Emang nama saya aneh ya? Biasa saja khan?.
Apalagi ketika pertanyaan2 yang tidak memerlukan jawaban itu terus berulang sampai umur saya kini. Bisa anda bayangkan? Dari kecil, sebelum saya pandai mengangguk atau menjawab, orang tua saya pasti lebih capek meladeni pertanyaan serupa yang saya alami sekarang. Apalagi umur saya sekarang sudah 19 tahun. Kurang lebih selama itu sudah berkali-kali saya di guyuri pertanyaan tentang nama saya itu. Tapi saya sedikit senang ketika ada juga yang menanyai nama saya tidak sekedar "Beneran namamu Sketsa?". tapi juga bertanya," namamu Sketsa? Apa Ayah atau ibumu seseorang yang suka mendesain?"
"Ayah saya seniman, ibu saya ibu rumah tangga yang lemah lembut dan penyayang," Itu jawaban saya.
"Seniman?"
"Spesifikasi di seni apa?"
"Lukis,.. tapi tidak hanya itu ding, Ukir, kaligrafi, sastra, drama, beliau juga seniman kehidupan yang hebat" Kata saya dengan bangganya. Entah kenapa ketika membicarakan tentang Ayah saya, ada perasaan bangga meluap-luap di dada ini. Tapi, ketika mereka melihat nama ayah saya di biodata yang saya isi, kening mereka berkerut. KArena ada embel-embel SH di belakang nama ayah saya." Emang ayahnya kerja dimana Ukh?" Saya nyengir,"Ayah saya pegawai negeri di Lembaga Pemasyarakatan" "Kok gak nyambung ya Ukh?" "Itulah Ayah saya, seniman kehidupan"
Masih soal nama saya, pernah ada yang menebak jurusan yang saya tempuh di perkuliahan selama tiga semester ini.
"Anti pasti jurusan arsitektur ya Ukh?"
"salah"
"Senirupa?"
"salah juga"
"Jadi apa dong?"
"Perencanaan Wilayah dan kota"
"Oalah"
Ada pula pengalaman menyebalkan tentang nama saya ini. Terjadi di awal-awal saya bergabung dengan Al-hadiid. Saat itu saya menjadi CPnya acara RSM. Salah satu kebiasaan dalam publikasi di SKI di UB adalah memanfaatkan Forum Kajian Senin-Minggu. Saat kajian Senin Sore itu, selebaran RSM sudah di tebar, MC kajian pun sudah Woro-Woro di akhir forum. Dan ada salah satu peserta kajian nyeletuk kepada teman saya," Eh Sketsa ini nama Orang ya" MEngetahui itu, saya cuma menggerutu," gak sopan"
Pernah pula ketika saya masih MABA dan sedang terburu-buru untuk mengikuti perkuliahan (karena saya langganan telat kuliah, hingga kini. HArusnya saya taubat nasuha dengan kebiasaan jelek ini). Nah saat itu Saya melewati sekelompok anak yang membawa-bawa tabung di punggungnya, saya tebak kalau bukan anak Arsitektur ya Pengairan. Secara... Dulu PWK, Arsitektur, Pengairan masih satu gedung. JAdi kadang-kadang saya suka iri kalau lihat anak-anak Arsitektur lagi nggambar, karena naluri cinta menggambarku tidak bisa ku bohongi. lanjuut.. saat melewati sekelompok anak itu, ada yang berseru "Gimana Sketsanya?". karena keadaan saya sedang buru-buru, jadi yang terdengar cuma"Gimana Sketsa?", reflek ketika nama saya di sebut, saya menoleh dan menyahut "YA?" Orang-orang itu cuma menatap bengong diriku. hhhh cape' deh...