Senin, 14 Januari 2013

Batu: Apa yang membuatmu melongok ke 'atas'

.
Dua orang buruh bangunan berada di lokasi proyek.

Yang satu berada di puncak sedang melakukan pengecoran. Yang satunya lagi tidak jauh berada di bawahnya. Yang di puncak kekurangan semen sehingga dia perlu menginformasikan yang di bawah untuk membawakan adonan semen ke atas.
Buruh pertama mencoba berteriak pada buruh kedua. Tapi buruh kedua tidak mendengar. Mungkin suasana terlalu bising untuk mendengar.

Buruh pertama berteriak lebih keras lagi. Nihil

Buruh Pertama melempar kerikil.

Tuk! kena helm.

Tuk!  Tak ada reaksi

Tuk! kena bahu.

Masih tak bergeming

Tuk! Kena sepatu

Nihil

Buruh pertama bingung, nyaris habis akal. Di sakunya ada 2 uang koin 5ratusan dan 2 lembar seribuan kertas.
Koin 5 ratusannya di lemparnya ke bawah kea rah buruh kedua.

Tuing!

Buruh kedua memungut koin 5ratus yang jatuh di depannya.

“Alhamduliillah Rejeki nih,lumayan bia nambahin beli rokok sebatang” kata buruh kedua sambil memasukkan koin 5ratus ke sakunya tanpa pikir panjang.

Buruh pertama  sempat kecewa. Berikutnya buruh pertama membungkus uang koin 5ratusan dengan lembar seribuannya. Lalu menjatuhkannya lagi.

“Wah rejeki lagi nih, lumayan bisa beli 2batang rokok” buruh kedua kembali memasukan uang yang di jatuhkan tanpa pikir panjang.

Buruh pertama jadi Bete. Lalu menatap sekelilingnya, ada batu yang cukup besar muat dengan genggaman tangan. Buruh pertama berniat menjatuhkan batu ini. Toh buruh kedua pake helm proyek jadi kepalanya bakal aman.

Di jatuhkanlah batu ini

Tuiing. Bluk. Kena bahu!

“Wadau! Siapa neh yang jatuhi batu” Akhirnya buruh kedua menoleh ke atas. Buruh pertama pun nyengir melambai. :D

Allah terkadang menggunakan cobaan-cobaan ringan berupa batu-batu kecil serta kenikmatan-kenikmatan kecil seharga koin 5ratus dan selembar seribuan untuk membuat kita menengadah kepadanya. Bahkan melimpahi kita dengan banyak rahmat, tapi tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu pada titik tertentu Allah akan menurunkan cobaan setara batu yang cukup besar agar kita mengingatnya. Jangan sampai kita menjadi hamba seperti buruh kedua dalam cerita ini, jangan sampai batu-batu kecil serta rahmat membuat kita tidak cukup untuk melihat-Nya. Jangan sampai batu besar datang baru kita tersadar betapa bodohnya kita.
Wallahu a’lam.
 
Selamat menjalani hari ... semoga hari ini lebih baik dari kemarin :D


5 komentar:

wahyu dani mengatakan...

gK ngira ujungnya demikian

duniasketsa mengatakan...

hehe :D emang antum mikirnya saya bakal bahas proyek bangunan ?

Njangkroeng! mengatakan...

sketsa, ijin nge-link blogmu ke daftar blog ku yaa...
boleh?

duniasketsa mengatakan...

Andy Arya Maulana Wijaya
iya silahkan :D

Njangkroeng! mengatakan...

iya, sketsa...makasih yaa...
berkunjung juga, ke gubuk blog sya ya
maulanawijaya.blogspot.com

Curcol dikit

Dulu sebelum kenal instagram , saya nulis statusnya di blog hehehe setelah dipikir-pikir emang nyaman sih nulis status di blog, apalagi u...