Sabtu, 04 Oktober 2014

Review Novel Mokingjay




Saya membaca langsung Mockingjay tanpa membaca Hunger Games  dan Catching Fire terlebih dahulu. Dengan pertimbangan saya sudah tahu cerita keduabuku tersebut dari filmnya. Ya saya mengenal seri hunger games melalui filmnya, karena ending film catching fire begitu menggelisahkan dan bikin penasaran, akhirnya saya memutuskan untuk membaca Mokingjay. 

Dan benar ceritanya melanjutkan ending catching fire yang menggantung itu. Dan rasa penasaran saya dibayar lunas. Novel Mokingjay tidak mengecewakan.  Terjemahan yang memuaskan dari penerbit Gramedia selalu membuat saya terkesan sejak saya melahap 7 seri Harry Potter dan 7 seri Narnia. :D Sebelumnya, belum lama saya sempat kecewa dengan membaca novel terjemahan terbitan Gramedia yang berjudul Carrie yang terjemahan 30 halaman pertama sungguh memusingkan. Namun membaca novel Mokingjay membuat saya kembali mempercayai kualitas terjemahan Gramedia :D Setelah membaca kelanjutan kisah Katnis.  
Katnis setelah diangkat oleh pesawat penyelamat usai tersengat listrik di arena Hunger Games. Dia mendapati persekongkolah Plutarch sang juri pertandingan, Haymitch pelatihnya sendiri dan Gale, untuk menjadikannya semacam maskot bagi pemberontak. Oh ya dia baru tahu ternyata, distrik 12 miliknya telah dibumi hanguskan tanpa sepengatahuannya, dan ada yang namanya kelompok pemberontak di bawah tanah Distrik 13 yang dianggap telah lama tiada sedang merencanakan perang terhadap capitol. 



Usaha Katnis untuk menolak di jadikan maskot ‘Mokingjay’ dengan alasan kesehatan otaknya terganggu akibat sengatan listrik di arena tidak begitu berhasil setelah mengetahui bahwa Peeta, rekannya dari distrik yang sama tidak dalam keadaan aman di Capitol. Sementara memikirkan bahwa, dia sendiri aman di bawah tanah, di dalam perlindungan pemberontak sedangkan Peeta harus mengalami penyiksaan di Capitol. Membuat Katnis menyetujui untuk bergabung dengan pemberontak, sekaligus menjadi Mokingjay bagi pemberontak. Kesediaan Katnis menjadi Mokingjay menimbulkan harapan, serta membuat distrik-distrik bergolak dan ikut bergabung dengan pemberontak dalam melawan Capitol. Kondisi Peeta  di Capitol yang  tidak di ketahui Katnis membuatnya gelisah, apalagi setelah melihat tayangan TV yang disiarkan dari Capitol yang menyiarkan Peeta sedang mengajak distrik-distrik untuk berhenti memberontak dan tetap bersama Capitol, yang kemudian ada adegan dimana Peeta terjatuh seolah dihantam. Dan itu membuat Katnis sangat terganggu.

Well... Novelnya seru, saya tidak akan membandingkan dengan novel manapun, karena tiap novel walaupun bergenre sama punya charm masing-masing. Begitupula Mokingjay. Belum lagi intrik-intrik politik yang dimainkan oleh para pemimpin baik itu pihak Capitol maupun pihak Pemberontak. Semuanya berhubungan dengan kepentingan. Dan Katnis sempat terjebak ditengah-tengah kepentingan itu untuk menyelematkan kepentingannya. Ya karena pada dasarnya Katnis tidak terlalu peduli dengan tujuan pemberontak atau apapun visi misi mereka. Kepentingan katnis adalah dendam menggebu-gebu pada Presiden Snow yang telah membuat masa remajanya tidak sama lagi, melenyapkan kampung halamannya, menempatkannya dalam permainan, dan memainkan terror psikologi dikepalanya. Lalu pihak pemberontak yang bisa memanfaatkan motif yang dimiliki Katnis dengan baik.

Sekalipun tokoh utamanya perempuan dan ditulis perempuan, jangan terlalu berharap  untuk mendapatkan kisah romansa yang greget :V bisa kecewa. Tapi Suzanne Collis sang penulis ga bakal meninggalkan pembaca cewek dengan menghela napas kosong setelah selesai di halaman terakhir lantaran tidak menemukan secuil romansa di Mokingjay. Ceritanya cukup proporsional kok, endingnya juga pas.
hemmm Next review.. the Maze Runner ;D




(sketsa.2014)

Jumat, 05 September 2014

Daripada Kepo, mending di doakan



Ada saat-saat dimana kamu ga sengaja kepo dan itu bikin orang yang kamu kepoin ga nyaman, kesal, badmood, hilang nafsu makan, tak punya gairah hidup, dan akhirnya bunuh diri XD *lebay

Apalagi itu hal-hal yang sifatnya sensitif bagi yang ditanya, mungkin awalnya niat kita cuma basa-basi pengen tau kabar saudara. tapi jeleknya kita kadang makin itu sensitif, kita makin ngerasa greget buat kepo ato nanya-nanya ato sekedar ngomen ngeselin. Hoby bikin kesal orang itu dihilangkan dong itu gak manusiawi dan melanggar hak asasi :3

"kamu uda lulus blum?"
"belum"
"Lho kok belum? katanya Agustus lulus"
" ( ._.)/[ "
"kamu kurang usaha sih"
" (.---.)\ just kill me!"
"fufufufufuh"

"Nikah kapan?"
"doain segera ya"
"kok blum nikah2 sih, katanya bulan sawal, ni sawal udah lewat"
"ya doain"
"ck ck ck, gak niat nih"
"dari dulu udah niat kok T^T"
"lha buktinya mana?"
"Just kill me Instead ( T^T)" <~ lalu lompat dr gedung *biar dramatis

"Udah hamil blum?"
"belum, mohon doanya"
"kok belum si, coba di cek ke dokter"
"iya udah, mohon doanya aja"
"yaah padahal pengen denger kabar bahagia, udah ya bye!"
" ( ._.) "

"Hai bro"
" hai"
"Udah kerja blum?"
"blum, mohon doanya, lagi nyari"
"jiah masih pengagguran rupanya, makanya IPK tinggi ga jamin kan dapet kerja cepet"
"Iya bro, doain ya, ni juga lagi usaha"

Kadang-kadang, sodara kita jawabannya uda ditegar2in, udah melas2 minta di doain aja, tapi kita tetap mencecarnya dengan pertanyaan yang tega sampai wajah dan jawaban melasnya terlihat.


Jangan suka hoby ngeselin orang dong, hoby dengerin jawaban dan muka melas tak berdaya dari sodara, itu tanda-tanda sakit jiwa lho. :3
Benerlah pepatah kata-kata itu pedang <~ pepapatah mana si XD
karena secara ga langsung udah nyayat-nyayat seluruh jiwa sodara kita >.< daripda terus mencecarnya dan membuatnya tekanan jiwa, alangkah baiknya kita menyisipkan namanya disela-sela doa kita, mendoakan sodara ga da ruginya.

 “Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama,” (HR. Muslim)

celoteh. Sketsa Ultra Pelangi.2014
.

Minggu, 08 Juni 2014

in progress


P e lestari a n




"Pelestarian merupakan proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang ada terpelihara dengan baik sesuai situasi dan kondisi setempat"
 (The Burra Charter, 1981)


Bicara soal pelestarian, saya jadi teringat opini temen yang menganggap bahwa arsitektur nusantara itu senantiasa berkembang dan berubah jadi tidak relevan jika kita melarang mereka untuk merubah atau memodifikasi huniannya, tidak adil jika dunia berubah sementara mereka tetap stag

okay..
waktu itu saya diam mencerna tidak berusaha mendebat karena opini itu tdak sepenuhnya salah. Namun dalam konteks pelestarian, ada pengecualian. Hunian yang mempertahankan arsitektur lokalnya kenapa harus kita paksa dan biarkan berubah sementara mereka susah payah mempertahankan diri dari ekspansi modernisasi yang hedonistik. Ini untuk kasus perkampungan yang masih mempertahankan arsitektur lokalnya seperti Kampung Naga di tasikmalaya, Kampung tradisional di Tana Toraja, Kampung Dukuh, dan banyak lagi kampung tradisional yang memilih untuk bertahan di tengah arus perubahan sementara kampung-kampung lain memilih untuk ikut perubahan. Kampung-kampung yang berjuang dan bertahan ini wajib hukumnya untuk di dukung penuh, bukannya justru menawari mereka untuk berubah dan meninggalkan tradisi. Masyarakat kampung ini menganggap bahwa bertahan bukan sekedar tradisi atau budaya tapi semacam aktivitas suci, dan kita sebagai orang luar (kerap kali) sok tahu dan sok benar menganggap mereka sebagai kaum terbelakang yang butuh sentuhan pembangunan. Padahal yang mereka butuhkan adalah dukungan agar tradisi mereka tetap lestari bukannya malah membuat mereka murtad (red: meninggalkan tradisi).

Salah satu permukiman tradisional di Tana Toraja (Source Image : Inilah.com)




Lalu bagaimana dengan masyarakat yang ingin berubah tanpa di stimulus pihak luar ?
maka saatnya peran kita di perlukan disini, mereka perlu di edukasi tentang urgensi pelestarian, jika edukasi ini tidak bisa menyentuh mereka tentang urgensi melestarikan, setidaknya mereka masih mempertahankan konsep ataupun prinsip tradisi huniannya, jadi meskipun material fisik berubah namun konsep masih di pertahankan. Sedikit maksa ya ? haha ya namanya kebijakan perlu dipaksa, kalo tidak dipaksa aplikasinya tidak bisa berjalan.

Apa saja manfaat pelestarian? Ada beberapa manfaat pelestarian menurut Budiharjo :
  • Memperkaya pengalaman visual
  • Memberi suasana permanen yang  menyegarkan
  • Memberi keamanan psikologis
  • Mewariskan arsitektur

Dari manfaat tersebut bisa kita bayangkan jika arsitektur lokal yang nusantara miliki ini dibiarkan hilang berubah bentuk (seperti operasi plastik gitu), maka kita akan kehilangan jejak (pangling) peradaban, kehilangan bukti fisik bahwa masyarakat kita pernah punya peradaban arsitektur yang mengagumkan, generasi selanjutnya cuma bisa menikmati lewat foto saja itupun kalo sempat di dokumentasikan, kalau tidak, ya bye bye dah. Jadi mirip cerita sebuah bangsa yang gemar berkisah tentang betapa hebatnya mereka di masa lampau, tapi minim bukti fisik sehingga terdengar lebih mirip fiksi.
Kota yang baik adalah kota yang memiliki keberlanjutan tahapan pembangunan, dengan keberlanjutan tahapan tersebut, sejarah pembentukan kota dapat dinikmati. Tahapan keberlanjutan tersebut pada dasarnya berupa kawasan-kawasan bersejarah yang pembentukannya cenderung berurutan, yang selanjutnya menjadikan kota sebagai lintasan cerita yang dapat dilihat dan dirasakan berupa arsitektur kota (urban architecture). Jadi kampung-kampung dengan arsitektur lokal tidak perlu di paksa berubah, tapi di fasilitasi dan di dukung untuk lestari.

Tulisan ini bukan berarti saya anti dengan pembangunan, tidak sama sekali. Pembangunan kan tidak melulu soal perubahan fisik, pembangunan bisa dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian, memfasilitasi dan mendukung mereka dalam upaya melestarikan baik dalam bentuk program maupun materi.
Makanya saya kurang setuju dengan gencar-gencarnya promosi wisata terhadap kampung-kampung etnik tradisional tanpa mempersiapkan mereka terlebih dahulu, pembangunan besar-besaran yang tidak terkonsep menuju kampung. Alih-alih promosi wisata, malah mengikis kearifan lokal yang mereka miliki. Wallahu Alam 

Salam pelestarian !

celoteh Sketsa 8 juni 2014



Meminta Maaf



Mungkin diantara kita ada yang tidak terbiasa meminta maaf, baik itu perkara besar maupun kecil, karena tidak terbiasa, lama-lama menjadi semacam gengsi untuk meminta maaf. Yang namanya manusia setiap saat ada salah, yang mengerikan jika kita ngerasa ga pernah ada salah dengan manusia, termasuk dalam candaan. Tanpa kita sadari bisa jadi dalam candaan yang kita bawakan terselip kata yang tidak mengenakkan saudara kita, mungkin saudara kita itu mendiamkannya, tapi di balik diamnya bisa jadi dia tidak nyaman dan tidak enak hati. Hal-hal seperti inilah yang perlu kita hati-hati, dan disinilah gunanya di ciptakan kata "maaf" dan menyampaikan "minta maaf"

ilustrasi via nyunyu.com

“Tuhanku memerintahkanku Sembilan perkara :
  1. ikhlas di saat sendirian dan di keramaian,
  2. tetap adil dalam keadaan ridha atau pun saat marah,
  3. sederhana di saat kaya dan miskin,
  4. memaafkan orang yang menzhalimiku,
  5. menyambung orang yang memutus tali persaudaraan denganku,
  6. memberi orang yang tidak mau memberiku, dan
  7. agar diamku adalah berpikir
  8. Bicaraku dzikir dan
  9. pandanganku ibadah (pelajaran)”.
 (H.R. Ibnu Al-Athsir).


Selasa, 20 Mei 2014

Preferensi




ilustrasi (sumber: googling)
  "Wah.. rugi kamu ga ikut kemping bareng kita-kita, udah tempatnya bagus, buat api unggun seru deh, kasian banget kamu ga ikut kan bisa belajar tentang alam"

"Aduh di depan leptop mulu apa ga bosen ngetik-ngetik gitu? mending juga naek gunung atau ke pantai, lebih banyak inspirasi kan?"

"Kok kamu ga milih dia? karena dia kayak gitu? lebay banget sih pake pertimbangan bertele-tele"


Kutipan diatas adalah hal-hal yang mungkin sering kita lakukan. Kita kerap tidak sadar memaksakan preferensi kita terhadap orang lain yang mungkin punya pandangan juga terhadap preferensi kita.

Preferensi berasal dari bahasa inggris yaitu prefer yang artinya 'memilih' atau 'lebih suka'
dari wikipedia menyebutkan bahwa preferensi atau selera adalah sebuah konsep, yang digunakan pada ilmu sosial, khususnya ekonomi. Ini mengasumsikan pilihan ralitas atau imajiner antara alternatif-alternatif dan kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut, berdasarkan kesenangan, kepuasan, gratifikasi, pemenuhan, kegunaan yang ada. Lebih luas lagi, bisa dilihat sebagai sumber dari motivasi. Di ilmu kognitif, preferensi individual memungkinkan pemilihan tujuan/goal.


Menurut kamus besar bahasa indonesia, Preferensi (1) (hak untuk) didahulukan dan diutamakan dp yg lain; prioritas; (2) pilihan; kecenderungan; kesukaan

Yah pada intinya preferensi itu semacam kesukaan atau kecenderungan gitu deh.. 
Seperti disinggung ditas, mungkin dalam pergaulan kita sehari-hari kita gak sadar sudah meremehkan preferensi orang lain, atau bahkan memaksakan selera kita ke orang lain. Orang lain gak suka kemping, gak suka keluyuran, di bilangin "Rugi kamu gak ikut kemping" atau "Rugi kamu tinggal di bali gak keliling-keliling Bali" <-- kalo ini nih sering aku dapet :v padahal aku gak ngerasa rugi tuh, biasa saja hihi. Preferensi itu kan tergantung sudut pandang. Kita gak bisa menilai preferensi orang lain pakai sudut pandang kita, jadinya ya kayak gitu kesannya 'ngece

Termasuk dalam menilai preferensi orang lain dalam memilih jodoh, orang yang memilih jodoh/ menikah itu kan sudah pada dewasa, udah bisa mikir gitu, tentu saja mereka memilik pertimbangan-pertimbangan atau minimal alasan lah ketika memilih. Alasan itu bisa jadi berupa list-list kriteria yang seabrek ngalah-ngalahi menu makan di warung nasi padang, atau bisa jadi cuma alasan yang simpel "karena dia lucu, jadi setidaknya kalau hidup saya susah saya masih bisa tertawa bersamanya"
Nah.. semua itu preferensi mereka, dan kita gak punya hak buat menjudge bahwa preferensi kita lebih baik dari mereka, atau bahkan membuat mereka menjadi inferior dengan pilihannya. Hati -hati saja (sekali lagi ) jika tanpa sadar saat menyampaikan preferensi kita,  malah membuat orang lain merasa minder atau merasa buruk dengan alasan pemilihannya. Padahal sebenarnya dalam perkara jodoh itu skenario Allah, mau seperti apapun alasan kita memilih, Allah lebih punya Alasan yang tidak kita tahu.. mau sehebat apapun alasan atau kriteria kita dalam memilih jodoh, Allah lebih paham alurnya. Banyak kasus mereka yang menikah jauh dari kriteria yang dahulu pernah mereka tuliskan, itu karena Allah lebih paham alasannya. 
Saya kira ini bukanlah adab yang baik jika membuat orang lain merasa minder dengan preferensinya. Kecuali jika kasusnya itu apabila preferensi yang dia punya melanggar norma-norma agama,kesopanan, kesusilaan, dan semacamnya.
wallahu a'lam

Jumat, 16 Mei 2014

Pengalaman Bedah Buku Pertama

 


Saya mau sedikit bercerita tentang pengalaman pertama saya membedah buku.
jika  biasanya saya datang ke sebuah seminar bedah buku saya menjadi peserta atau panitia, kali ini Alhamdulillah untuk pertama kalinya saya yang menjadi pembedah/ pemateri bedah buku, dan bukan buku orang lain melainkan buku karya saya sendiri. (^v^)v

Ekspresi saya ternyata begini saat menjadi pemateri. >_<
Ini cerita tentang bulan lalu, tepatnya 15 April, waktu itu saya sedang mudik pulang ke rumah dalam rangka mengumpulkan bahan penelitian untuk Thesis saya. Karena memang rencana saya pulang adalah untuk meneliti, sehingga saya tidak ada rencana untuk membedah buku apalagi menjadi pemateri, karena tidak punya rencana itulah, buku saya yang berjudul Ketika Jalan Bicara Cinta tidak saya sertakan. MasyaAllah tidak ada yang kebetulan di dunia ini, Allah sudah mengaturnya. Saat slaturahim ke rumah Bu Ainun salah satu dosen Fisip Unidayan, beliau menawari saya untuk mengisi menjadi pemateri pada  untuk acara yang diadakan LDK FISIP UNIDAYAN.

Dan tadaaaa... dengan persiapan seadanya saya bismillah bicara ngalor-ngidul tentang Passion dan tentang buku saya. Serasa kayak penulis terkenal yang jadi pembicara di kampus-kampus saja >_< ya di syukuri. Alhamdulillah antusiasme peserta membuat saya lebih semangat untuk terus berkarya dan bermanfaat kedepannya.
Terimakasih buat kawan-kawan LDK FISIP UNIDAYAN atas undangannya dan memberi kesempatan saya untuk beramal. (^w^)v sampai ketemu lagi...
di tunggu undangan berikutnya.
Yang mau ngundang saya buat jadi pembicara (ecieeeh) bisa kontak via email duniasketsa@yahoo.com, twitter @sketsapelangi , dan fesbuk: Sketsa UltraPelangi


Bersama para panitia




.

Minggu, 04 Mei 2014

Buku baru : Jomblo Istiqomah ~> ada tulisan sketsa di dalam buku ini ;)


hai hai hai

ada tulisan @sketsapelangi di buku ini


ini buku antologinya sketsa taun 2014. kumpulan curhatan galau dengan nominator lomba lainnya. udah ada di toko buku seluruh indo lho... Buat para Jomblo :D hihi


Allah ngasih jodoh itu bakal kayak  ngasih cermin, yang baik untuk yang baik, yang buruk untuk yang buruk (An-nur:26) . Tapi pas ngaca, yang muncul di kaca itu mukaku yang keliatan bengong dengan jilbab yang mencong kiri lantaran habis lari-lari ngejar Acc dosen hahaha. Bengong muka cermin jangan dibelah, tapi dirinya yang diperbaiki. (@sketsapelangi)

Cukup bagiku Allah. Tugasku adalah menjaga diri dari hubungan yang haram. Single, jomblo, nggak pakek pacaran, nggak pake TTM-an, dan kawan-kawannya. Sesungguhnya, kita tidak pernah sendiri, Allah selalu menemani, mendampingi kita. (@ratih_yusuf)

Tuhan, aku mencintainya. Aku hanya ingin dia, aku tak ingin yang lain. Bolehkah aku memohon pada-Mu, izinkan dia yang kelak datang menemui kedua orang tuaku, menuturkan salam penghormatan dan menghaturkan hasrat tuk mempersuntingku. (@cha_dwy)

Perlahan, mataku menutup. Rasa kantuk membawa imajinasiku terbang ke alam mimpi bersamaan dengan doa dan harapan panjang. Berharap pagi esok tak ada lagi kegundahan, yang ada hanya semangat juang. (@vhie_vina)


Inilah suara-suara hati yang terkumpul dari lomba menulis #CurhatJombloMintaJodoh….


Curcol dikit

Dulu sebelum kenal instagram , saya nulis statusnya di blog hehehe setelah dipikir-pikir emang nyaman sih nulis status di blog, apalagi u...