Kamis, 08 November 2012

film: Bright star

film BRIGHT STAR

FIlm ini pertama kali di rilis tahun 2009 namun baru beredar di Indonesia dalam bentuk CD tahun 2011

FIlm ini baru saja saya nonton beberapa menit yang lalu, langsung saya buat resensinya. Jadi masih hangat. ^_^
Kalau di tanya, Sketsa suka film genre apa? hampir semua genre film saya suka kecuali film horor buatan indo atau film komedi ga jelas (lagi2) buatan Indo. Bukannya ga Nasionalis, tp kenyataannya gitu kok. (lho kok bahas ini).

Film Brighth Star terinspirai dari kehidupan Pribadi Pujangga Inggris yang di kenal dengan puisi-puisinya yang romantis. John keats.
John Keats Sendiri di bintangi oleh aktor Inggris faforit saya Ben Wishaw (Brideshead Revisited). Sedangkan Fanny Brawn kekasih keats di perankan oleh Abbie Cornish (Sucker Punch,Limitless).

Waktu nonton film ini saya cuma bisa bilang... What A Beautiful Movie!.
Film ini berseting Abad 18 di sebuah kota kecil pinggiran inggris (lupa namanya, kayaknya Hampstead deh) berkisah tentang seorang gadis  belia 18 tahun yang manis,cerdas, dan bersemangat bernama Fanny Brawn. Dia menyukai menjahit dan membuat pakaian. Bukan dari keluarga bangsawan, namun kondisi ekonomi keluarganya sangat stabil walau di besarkan oleh Ibu SIngle parent. Karena kondisi ekonomi yang baik itu, saya sampe mengira kalo gadis ini nona besar gitu. Ternyata ga juga.
Keluarga Brawn yang menyewa rumah besar (yang amat besar untuk lima orang  penghuni, Fanny,ibunya, dua adik fanny Toots dan Sammi dan seorang pelayan), jadinya salah satu ruangan keluarga ini disewakan keluarga Brown kepada dua orang penulis puisi muda berbakat. Mr Brown & Mr Keats. jaman itu Puisi sedang ngetren2nya (macam K-pop gitu), sehingga persaingan antar pujangga sangat ketat, tidak semua pujangga bisa memiliki kemampuan finansial yang stabil.Keats bahkan ga bisa beli jas baru (soalnya di film Jaznya ga ganti2, usang gitu)

Fanny gadis yang penuh semangat dan pandai bergaul ini juga punya rasa ingin tahu yang tinggi, pasedangkan Mr. Keats adalah pemuda yang lebih senang berada dalam ruangan sendiri dan mencari inpirasi dia tidak terlalu tertarik keramaian atau acara dansa.
Fanny pertama kali bertemu Mr.Keats saat dimintai tolong tantenya untuk membawa secangkir teh untuk Mr.Keats dan meminta pendapatnya seperti apa sosok Mr Keats.
kepribadian Fanny yang unik dan Mr.Keats yang juga Unik. Sesaat Fanny pun terkesan dgn Mr.Keats. Dia sampe menyuruh adiknya ke toka buku untuk membeli buku karya Mr.Keats dan mempelajarinya, makin dalam membaca karya Mr.keats,Fanny makin tertarik dengan Mr.Keats.
Hingga berbagai kesempatan di gunakan Fanny untuk berbincang dgn Mr.Keats. Kebetulan Adik Mr.Keats sedang sakit yang menjadi Alasan Mr.Keats mencari uang dari menulis. Biar bisa berkesempatan ketemu Mr.Keats sekalian Fanny datang membawa biskuit untuk di berikan kpd adik Mr. Keats. (tp adiknya ini kemudian meniggal akibat TBC)
Hingga kemudian Fanny minta diajari membuat puisi oleh Mr.keats,dan Mr.Keats pun menyanggupinya. Dan lama-lama mereka pun menyadari bahwa mereka saling tertarik, namun mereka tidak mengungkapkan dengan kata2 langsung, Hubungan mereka pun kian dekat.


Suatu hari Mr.Keats bepergian untuk menawarkan tulisannya kepada penerbit. Mr.Brown mengirimkan surat Valentine kpd Fanny sebagai lelucon, begtiu mengetahuinya Mr.Keats marah dan menyadari bahwa dia jatuh cinta pada Fanny dan sebaliknya. Lalu mereka memutuskan menjadi kekasih. Namun cinta mereka tidak mulus. Faktor utamanya adalah kondisi finansial Keats yang tidak stabil.

Oh ya, ada yang unik dari film ini, Fanny itu tiap kali ketemu Keats pasti di temenin ama dua adiknya. Fanny kemana-mana ga pernah sendiri, mesti bareng adiknya Kalo ga bareng Sammi yang bareng Toots. Bahkan kalo Fanny lagi jalan berdua sama Keats, dua adiknya pasti ada disitu... Adik-adik yang sayang kakak ^_^


Saya selalu memuji bahwa film korea selalu memiliki cara sinematografi yang memanjakan mata. Namun saya lupa bahwa film-film inggris dengan setting klasik justru yang menjadi pioneer gaya sinematografi demikian. Bahkan mungkin film-film korea semisal summer scent ato Endless Love kiblatnya dari film2 inggris...

Sepanjang menonton saya di manjakan dengan pemandangan suasana pedesaan Inggris yang cantik,padang bunga yang bikin kita pengen baring2 diatasnya, dan noni2 yang doyan minum teh (tiba2 kangen klub minum teh... with sensei and latipeh)

Saya selalu merasa aman dan nyaman menonton film romantis Inggris ketimbang Holywood punya. Mungkin karena Holywood suka promosi adegan ranjang kali ye, sedangkan film inggris lebih menonjolkan cerita cinta ala gentleman yang bikin perempuan klepek2 dan bilang "Oh so sweet". Apalagi di film ini kita di suguhi puisi-puisi KEats untuk Fanny yang romantis Abis. Bikin saya meleleh (padahal puisinya buat Fanny, bukan buat saya-ge'er-)

Saya juga selalu berpikir, hanya film korea dan kuch-kuch hota hai yang bisa bikin saya nangis.. ternyata film Inggris dengan setting klasik sering bikin saya nangis2 dengan ingus beler2. termasuk film ini.

Keats mulai sering bolak-balik London dalam rangka memantapkan karirnya dan menstabilkan finansialnya, dan berjanji akan menikahi Fanny. Sebagai bukti kesungguhan, Cincin milik Ibu Keats di berikan kepada Fanny. Keluarga Brawn sebenarnya kurang suka dengan Hubungan mereka, karena Keats bukan lelaki mapan.
"Kalau kau memakai cincin itu dan terikat dengan Mr.Keats, kau tidak akan bisa ke pesta dansa"
Begitu kata tantenya Fanny (ga tau sapa namanya)
Sepertinya cara orang jaman itu buat nyari jodoh itu dengan ke pesta dansa.
Tapi Fanny tidak pernah menghiraukan omongan miring orang tentang Keats
Keats menderita TBC akibat berjalan di cuaca dingin bolak-balik Hampstead-London tanpa mantel. Lalu dengan kondisi kesehatan yang memburuk dan finansial yang labil,Keats tidak yakin dapat membahagiakan Fanny. Lalu teman2 Keats sesama pujangga berinisiatif mengirim Keats ke Italia untuk menghindari cuaca buruk Inggris dan memperbaiki karirnya. meski sebenarnya itu cuma harapan kosong.
 "Mari beranggapan bahwa aku akan kembali musim semi mendatang"
"Kau memang akan kembali"
"Kita akan tinggal di desa"
"Dekat dengan Ibuku"
"Dan kamar tidur kita menghadap ladang Apel kecil, dan di belakangnya sebuah gunung di selimuti kabut"
"Kita bisa membuat taman,dimana bunga liar tumbuh"
(dialog Fanny dan Keats sebelum berpisah)
Dan mereka sepakat untuk tidak mengucapkan kata-kata  yang mengandung unsur perpisahan satu sama lain dengan harapan mereka akan bertemu.
Beberapa tahun pasca keberangkatan Keats ke Itali, Mr.Brown sahabat Mr.Keats datang dengan membawa surat dari rekan Keats di Itali. Mengabarkan bahwa Keats telah meninggal. Seketika mendengar berita itu Fanny meledak tangis.
Pasca kehilangan Keats, Fanny masih sangat kehilangan, dia memotong pendek rambutnya dan selama enam tahun dia terus mengenakan pakaian berkabung (hitam).

copyright sketsa ultra pelangi 10 jan.2012 duniasketsa.multiply.com 

Tidak ada komentar:

Curcol dikit

Dulu sebelum kenal instagram , saya nulis statusnya di blog hehehe setelah dipikir-pikir emang nyaman sih nulis status di blog, apalagi u...